Tips Sebelum Menikah: Persiapan Diri Secara Mental

rsz_artem-beliaikin-qnvcyfpnzoc-unsplash

Memutuskan menikah adalah salah satu momen dalam kehidupan yang perlu dipersiapkan dengan matang. Selain persiapan secara finansial dan kesehatan fisik, persiapan diri secara mental juga perlu diperhatikan, agar kita lebih siap menghadapi kehidupan baik sebelum maupun setelah menikah.

Persiapan diri secara mental diperlukan, agar kita bisa mantap untuk memutuskan menikah dengan calon pasangan yang telah dipilih. Jadi kalau udah siap dengan keputusan, tinggal langsung sebarin undangan ke orang-orang tersayang kamu. Dan berikut ini 7 tips mempersiapkan diri secara mental sebelum menikah.

Bicarakan tentang Tujuan,Harapan dan Ekspektasi 

Ada baiknya sebelum melanjutkan menuju ke pernikahan, kamu dan pasangan bisa membicarakan perihal tujuan, harapan dan ekspektasi dari masing-masing. Karena jika tidak membicarakan di awal, akan sulit bila kenyataannya tidak memiliki tujuan,harapan dan ekspektasi yang sama dalam hal berumah tangga.

Apalagi, dalam hal mengatur ekspektasi masing-masing tentang pernikahan, karena bila tidak sesuai dengan ekspektasi sebelumnya akan menyulitkan diri. Dan sebagai solusinya bisa dibicarakan terlebih dahulu sehingga bisa mengatur ekspektasi bersama-sama.

Ikuti Kelas tentang Pranikah

Dengan mengikuti kelas pranikah, kamu dan pasangan tidak akan kebingungan apa saja yang penting dan perlu dibahas sebelum menikah. Karena di kelas pranikah, kamu dan pasangan akan dibimbing oleh profesional untuk mendapatkan berupa informasi seperti tips-tips praktis, atau bisa juga mengurangi rasa cemas dan khawatir sebelum menikah.

Dan perlu diketahui, informasi yang akan didapatkan ketika mengikuti kelas pranikah ini bersifat obyektif tidak memihak siapapun, sehingga bisa memperluas perspektif kamu dan pasangan tentang pernikahan.

Mengatur Emosi Diri dan Kembangkan diri dalam Mengatasi Konflik

Mempunyai kebiasaan yang bertolak belakang serta emosi yang berubah-ubah itu adalah hal yang wajar. Maka dari itu, butuh proses untuk menerima kebiasaan serta mengenali emosi diri dan pasangan.Oleh karena itu, diperlukan persiapan mental agar kita bisa mengenali tingkat emosi, baik dari dirimu sendiri maupun pasangan. 

Tapi selain mengenali emosi, ada pentingnya juga untuk mengembangkan diri satu sama lain terutama dalam hal mengatasi konflik. Sehingga kamu dan pasangan bisa menjadi orang yang selalu berfokus pada solusi bukan menyalahkan keadaan ketika dilanda masalah.

Terbuka akan Kondisi Finansial Masing-masing

Selain membuka diri, sebelum menikah penting juga untuk membicarakan kondisi finansial kamu dan keluarga. Kamu bisa memastikannya dengan menanyakan beberapa hal seperti, apakah kamu terlibat hutang, apakah kamu masih memiliki cicilan, atau kamu masih punya tanggungan ayah dan ibu atau adik-adikmu yang harus diselesaikan. 

Sehingga jika masing-masing mengetahuinya, kamu sudah tahu situasi beserta konsekuensinya, sehingga meminimalisir stres dan terjadinya pada konflik rumah tangga seperti perceraian.

Bicarakan dengan Jujur perihal Isu Sensitif.

Memulai membicarakan hal-hal sensitif misalnya tentang anak, mertua, dan pekerjaan sebaiknya dibicarakan sebelum menikah. Hal-hal ini perlu dibahas sebelum menikah dengan tujuan mencari tahu apakah kamu dan pasangan memiliki pandangan yang sama atau berbeda. Jika berbeda apakah bisa menemukan solusinya.

Maka dari itu, kamu bisa memulai menanyakan hal-hal sensitif misalnya, pertama tentang anak apakah kamu dan pasangan memutuskan punya anak atau tidak? Kedua tentang mertua, Bagaimana jadwal mengunjungi keluarga masing-masing, dan siapa yang menjadi prioritas dikunjungi? Ketiga tentang pekerjaan, Apakah masing-masing sepakat jika pekerjaan dapat menyita waktu keluarga? Dan setelah menanyakan itu, usahakan untuk jujur dan saling terbuka mengenai hal-hal sensitif itu.